Jumat, 16 Mei 2014

Jepang pererat budaya dengan Indonesia


Jakarta (ANTARA News) - Direktur Informasi dan Pusat Kebudayaan Kedutaan Jepang di Indonesia Kenichi Takeyama mengatakan negaranya sedang membuat kebijakan baru untuk lebih mempererat hubungan Indonesia-Jepang, terutama dalam hal pertukaran budaya kedua negara.

"Kami sedang membuat kebijakan baru untuk lebih mempererat hubungan Jepang-Indonesia dan Jepang-ASEAN," kata Kenichi Takeyama usai acara lokakarya kesenian Bunraku (wayang golek Jepang) di Institut Kesenian Jakarta, Rabu.

Dia menjelaskan selama ini Jepang proaktif bekerja sama dengan berbagai kalangan di Indonesia termasuk kampus kesenian untuk memperkenalkan dan pertukaran budaya kedua negara.

Namun Takeyama mengatakan negaranya belum ada rencana untuk mendatangkan mahasiswa dan kalangan dari Indonesia untuk mempelajari kesenian Bunraku di Jepang. Dia menjelaskan negaranya akan mempertimbangkan berbagai langkah untuk memperkuat dan mempererat pertukaran budaya antara Indonesia-Jepang.

"IKJ selama ini berhubungan baik dengan kami dan lokakarya Bunraku ini merupakan wujud terjalinnya pola relasi yang harmonis tersebut," ujarnya.

Dia mengatakan lokakarya di IKJ tersebut merupakan kesempatan bagi mahasiswa Indonesia yang belajar mengenai kesenian dan budaya khususnya wayang golek. Menurut dia, kesenian Bunraku ada kesamaan dengan wayang golek namun terdapat perbedannya di kedua kesenian tersebut.

"Lokakarya ini dimaksudkan agar mahasiswa Indonesia bisa mempelajari kebudayaan Jepang dan mereka bisa memahami kemiripan dan perbedaan dengan wayang golek," katanya.

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan IKJ Subarkah Hadisarjana mengatakan lokakarya itu penting bagi mahasiswa yang mengambil studi seni rupa, teater, dan film. Karena menurut dia lokakarya tersebut termasuk pementasan Bunraku bisa memperkaya khazanah kebudayaan negara lain.

"Ada perbedaan teknis antara Bunraku dengan wayang golek. Boneka Bunraku ekspresinya bisa seolah-olah hidup," ujarnya.

Subarkah menegaskan hubungan IKJ dengan Kedutaan Besar Jepang selama ini sangat baik karena keduanya sering melakukan kerjasama seperti bidang kebudayaan. Menurut dia, beberapa waktu lalu enam mahasiswa terbaik IKJ berangkat ke Jepang untuk mempelajari kebudayaan di negeri sakura tersebut.

KOTA BANDUNG RAYAKAN 59 TAHUN SOLIDARITAS ASIA AFRIKA

IMG_2606 
Suasana Konferensi Pers HUT ke-59 KAA 1955 Tahun 2014 di Museum KAA, Jumat, 28/03/2014. (Photo: Feriyanto / SPDDP Museum KAA)

BANDUNG, MUSEUM KAA – Menyambut Peringatan 59 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955, Museum KAA akan menggelar Pekan Festival Konferensi Asia Afrika (Pekan FKAA) mulai tanggal 18-24 April 2014 di Kompleks Museum KAA – Gedung Merdeka. Tema yang diusung pada festival kali ini adalah “Semangat Kemitraan dan Langkah Maju Kerja Sama Asia Afrika”. Dalam festival ini, serangkaian acara yang sarat dengan nilai edukasi dihadirkan untuk masyarakat.

“Melalui pekan festival ini, kami mengajak masyarakat untuk merasakan kembali energi kehidupan melalui penghayatan nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah. Nilai-nilai itu tercermin dalam semangat solidaritas dan persahabatan,” kata Thomas A. Siregar, Kepala Museum KAA, Jumat, 28/03/2014 di Museum KAA Jalan Asia Afrika Bandung.

Thomas menjelaskan, dalam pekan festival ini akan ada mata acara yang dilaksanakan di outdoor dan indoor. Acara outdoor dengan tagline Asian-African Friendship Days (AAFD) digelar saat akhir pekan, 19-20/04/2014 di Jalan Cikapundung Timur, Kompleks Museum KAA – Gedung Merdeka. Sedangkan, acara indoor sendiri dipusatkan di Ruang Utama Gedung Merdeka pada tanggal, 18, 21, 23, dan 24/04/2014.

Menurut Thomas, acara ini akan dibuka pada hari Jumat, 18/04/2014, Pkl. 07.30WIB. Acara pembukaan diawali dengan prosesi Bandung Walk di Jalan Asia Afrika yang dilanjutkan dengan tradisi Pengibaran 106 Bendera Negara Asia Afrika berikut Bendera PBB, Parade Asia Afrika, dan peresmian Pameran Asia Afrika. Puncaknya pada Pkl. 14.00WIB, dihadirkan sesi kuliah umum dari Menteri Luar Negeri RI.

Selanjutnya, di akhir pekan ada banyak acara menarik dalam rangkaian AAFD di Jalan Cikapundung Timur. Acara yang berlangsung pada hari Sabtu, 19/04/2014 adalah Bandung Historical Study Games (BHSG), Donor Darah dan Konser Leo Kristi. Sedangkan, acara Senam 1000 Anak dan Merdeka Talk dilaksanakan pada hari Minggu, 20/04/2014.

“Selain itu, ada juga acara AAFD yang digelar selama dua hari. Mulai hari Sabtu, 19 sampai Minggu, 20 April 2014, masyarakat dapat menyaksikan acara Street Performance, Stage Performance, dan Culinary Stand,” ujar Thomas.

Thomas menambahkan, selama AAFD ada pula acara kampanye peduli lingkungan yang menjadi bagian dari edukasi masyarakat, yaitu Revitalisasi Taman Asia Afrika, Zero Waste Event, Diet Kantong Plastik, dan Kampanye Cikapundung Bersih.

Pada hari Selasa, 23/04/2014 akan diluncurkan buku “Di Balik Layar: Warna Warni KAA 1955“ dalam acara “Bincang-Bincang dengan Saksi Sejarah”. Buku itu menyajikan banyak informasi baru seputar peristiwa KAA. Selain kaya dengan sumber primer, berbagai kesaksian dari pelaku sejarah KAA terekam dengan apik dalam buku karya Syulhan, seorang peminat sejarah KAA.

Akan hadir pula dalam acara “Bincang-Bincang dengan Saksi Sejarah” para tokoh penting yang menyimpan kisah-kisah inspiratif tentang KAA, seperti Tatang Endan (Divisi Pengamanan Acara KAA), Paul Tedja Surya (Wartawan Foto Senior), Solihin GP (Tokoh Jawa Barat), dan lain-lain.

Thomas pula menyampaikan, akan ada rekayasa lalu lintas pada beberapa ruas jalan di sekitar Kompleks Museum KAA – Gedung Merdeka dalam rangkaian acara peringatan ini. Jalan Braga Pendek, Jalan Cikapundung Timur dan Jalan Asia Afrika akan ditutup pada hari Jumat, 18/04/2014, antara Pkl. 06.30-11.00WIB untuk pelaksanaan acara pembukaan. Kemudian, selama dua hari, mulai Sabtu, 19 sampai Minggu, 20/04/2014 Jalan Cikapundung Timur akan ditutup untuk helaran AAFD.

Sebagai pamungkas dari seluruh rangkaian acara Pekan FKAA, akan ada sebuah talkshow bertema “Perkembangan Nilai-Nilai Budaya Asia Afrika” pada hari Kamis, 24/04/2014. Dalam talkshow ini, hadir Prof. Dr. Suhardja D. Wihardja, M.Sc., Prof. Dr. Deddy Mulyana, M.A, Ph.D., dan Desmond Satria Andrian (Museum KAA).

“Kamis petang, 106 Bendera Negara Asia Afrika dan Bendera PBB diturunkan. Menandai berakhirnya rangkaian Peringatan 59 Tahun Konferensi Asia Afrika,” pungkas Thomas. (sppnkaa/dsa)