Kamis, 23 Juli 2015

Borhat Ma Dainang



Lagu ini kelak yang akan di nynyikan papa , saat melepas aku di kehidupan ku yang akan datang nanti.

dimana seorang ayah harus merelakan anak perempuannya pergi , bersama orang yang dapat menjaga dan melindungi anak nya nanti.

Aku dan perjalanan ku





Waktu itu …

Ketika aku  menjejakan kaki di kota ini, awalnya begitu ramai namun asing. Berjuta kekhawatiran menyerbuku dari berbagai penjuru… tak pernah terumuskan kegelisahan itu. Apa boleh di kata, aku telah bersumpah untuk menetap di kota ini. Ya…akhirnya ku langkahkan kaki meski dengan rapuh dan tersendat. Akhirnya aku menjadi bagian dari kota ini. Kota yang teramat ramai bagiku, dengan banyaknya orang yang asing di mataku.

Beberapa bulan telah ku lewati sambil menjalankan kewajibanku, sampai akhirnya aku terbiasa dan menjadikan kota ini tidak begitu asing. Namun, entah apa yang kurang… aku selalu merasa sendiri. Jauh dari keluarga, ya tentu. Tapi ada alasan lain yang membuatku merasakan itu. Kota ini terlalu luas bagiku, karenanya sulit untukku mencari seseorang yang mampu menjadi sandaran keluh kesahku.

Orang tuaku bilang,”aku sudah dewasa dan bisa hidup mandiri”, siapa bilang, aku masih menjadi perempuan kecil yang manja, hanya saja jalan yang ku pilih mendesakku untuk bisa mandiri. Jalan yang ku pilih adalah komitmenku. Namun, bagaimanapun aku tak bisa terus merasakan kesunyian. Tak ada teman yang layak di panggil teman. Entah apa yang salah, kehidupanku disini semuanya berbeda. Tapi yang menguatkan keyakinanku adalah bayangan wajah-wajah penuh harapan akan masa depan yang lebih baik. Mereka adalah kedua orang tuaku dan keluargaku.

Disini .. semuanya ku mulai dengan kemandirianku. Hanya kepada tuhan dan kepada keluargaku aku bergantung. Ada kalanya aku kesulitan untuk meminta bantuan, harus kepada siapa ?
 
Tapi aku melupakan semua rasa ketakutan itu dan lebih memilih untu terus maju , karna aku sadar sekarang aku bukan  Barbie kecil yang lemah , yang kemana-mana harus di temanai oleh mama. Mama meyakinkan aku kalw aku bisa mandiri dan bisa menjadi perempuan yang kuat , tegar di luar sana. Selama aku menyerahkan hidupku kepada Tuhan.

 Kata-kata mama menguatkanku dan membuat ku menjadi sangat yajin, meski aku tau kalaw di depan sana aku akan banyak menghadapi kerikil-kerikil kehidupan, sangit dan manisnya menghadapi pertemanan di luar sana.

Aku akan membuktikan kalau aku bukan anak kecil lagi.