Senin, 09 Desember 2013

Wajah Sistem Pendidikan di Indonesia

                                                    Wajah Sistem Pendidikan di Indonesia


Kita sebagai orang tua seringkali mengikutkan anak kita berbagai macam les tambahan di luar sekolah seperti les matematika, les bahasa inggris, les fisika dan lain-lain. Saya yakin hal ini kita dilakukan untuk mendukung anak agar tidak tertinggal atau menjadi yang unggul di sekolah. Bahkan, terkadang ide awal mengikuti les tersebut tidak datang dari si anak, namun datang dari kita sebagai orang tua. Benar tidak?

Memang, saat ini kita menganggap tidak cukup jika anak kita hanya belajar di sekolah saja, sehingga kita mengikutkan anak kita bermacam-macam les. Kita ingin anak kita pintar berhitung, kita ingin anak kita mahir berbahasa inggris, kita juga ingin anak kita jago fisika dan lain sebagainya. Dengan begitu, anak memiliki kemampuan kognitif yang baik.

Ini tiada lain karena, pendidikan yang diterapkan di sekolah-sekolah juga menuntut untuk memaksimalkan kecakapan dan kemampuan kognisi. Dengan pemahaman seperti itu, sebenarnya ada hal lain dari anak yang tak kalah penting yang tanpa kita sadari telah terabaikan. Apa itu? Yaitu memberikan pendidikan karakter pada anak didik. Saya mengatakan hal ini bukan berarti pendidikan kognitif tidak penting, bukan seperti itu!

Maksud saya, pendidikan karakter penting artinya sebagai penyeimbang kecakapan kognitif. Beberapa kenyataan yang sering kita jumpai bersama, seorang pengusaha kaya raya justru tidak dermawan, seorang politikus malah tidak peduli pada tetangganya yang kelaparan, atau seorang guru justru tidak prihatin melihat anak-anak jalanan yang tidak mendapatkan kesempatan belajar di sekolah. Itu adalah bukti tidak adanya keseimbangan antara pendidikan kognitif dan pendidikan karakter.


Ada sebuah kata bijak mengatakan, ilmu tanpa agama buta, dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh. Sama juga artinya bahwa pendidikan kognitif tanpa pendidikan karakter adalah buta. Hasilnya, karena buta tidak bisa berjalan, berjalan pun dengan asal nabrak. Kalaupun berjalan dengan menggunakan tongkat tetap akan berjalan dengan lambat. Sebaliknya, pengetahuan karakter tanpa pengetahuan kognitif, maka akan lumpuh sehingga mudah disetir, dimanfaatkan dan dikendalikan orang lain. Untuk itu, penting artinya untuk tidak mengabaikan pendidikan karakter anak didik. Lalu apa sih pendidikan karaker itu?

Jadi, Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menekankan pada pembentukan nilai-nilai karakter pada anak didik. Saya mengutip empat ciri dasar pendidikan karakter yang dirumuskan oleh seorang pencetus pendidikan karakter dari Jerman yang bernama FW Foerster. Pertama, pendidikan karakter menekankan setiap tindakan berpedoman terhadap nilai normatif. Anak didik menghormati norma-norma yang ada dan berpedoman pada norma tersebut. Kedua, adanya koherensi atau membangun rasa percaya diri dan keberanian, dengan begitu anak didik akan menjadi pribadi yang teguh pendirian dan tidak mudah terombang-ambing dan tidak takut resiko setiap kali menghadapi situasi baru. Ketiga, adanya otonomi, yaitu anak didik menghayati dan mengamalkan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadinya. Dengan begitu, anak didik mampu mengambil keputusan mandiri tanpa dipengaruhi oleh desakan dari pihak luar. Keempat, keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan adalah daya tahan anak didik dalam mewujudkan apa yang dipandang baik. Dan kesetiaan marupakan dasar penghormatan atas komitmen yang dipilih.


Pendidikan karakter penting bagi pendidikan di Indonesia. Pendidikan karakter akan menjadi basic atau dasar dalam pembentukan karakter berkualitas bangsa, yang tidak mengabaikan nilai-nilai sosial seperti toleransi, kebersamaan, kegotongroyongan, saling membantu dan mengormati dan sebagainya. Pendidikan karakter akan melahirkan pribadi unggul yang tidak hanya memiliki kemampuan kognitif saja namun memiliki karakter yang mampu mewujudkan kesuksesan.

Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat, ternyata kesuksesan seseorang tidak semata-mata ditentukan oleh pengetahuan dan kemampuan teknis dan kognisinyan (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Dan, kecakapan soft skill ini terbentuk melalui pelaksanaan pendidikan karater pada anak didik.

Berpijak pada empat ciri dasar pendidikan karakter di atas, kita bisa menerapkannya dalam pola pendidikan yang diberikan pada anak didik. Misalanya, memberikan pemahaman sampai mendiskusikan tentang hal yang baik dan buruk, memberikan kesempatan dan peluang untuk mengembangkan dan mengeksplorasi potensi dirinya serta memberikan apresiasi atas potensi yang dimilikinya, menghormati keputusan dan mensupport anak dalam mengambil keputusan terhadap dirinya, menanamkan pada anak didik akan arti keajekan dan bertanggungjawab dan berkomitmen atas pilihannya. Kalau menurut saya, sebenarnya yang terpenting bukan pilihannnya, namun kemampuan memilih kita dan pertanggungjawaban kita terhadap pilihan kita tersebut, yakni dengan cara berkomitmen pada pilihan tersebut.

Pendidikan karakter hendaknya dirumuskan dalam kurikulum, diterapkan metode pendidikan, dan dipraktekkan dalam pembelajaran. Selain itu, di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar juga sebaiknya diterapkan pola pendidikan karakter. Dengan begitu, generasi-generasi Indonesia nan unggul akan dilahirkan dari sistem pendidikan karakter

Pentingnya Membangun Lingkungan Berkarakter


                                                Pentingnya Membangun Lingkungan Berkarakter


Kita harus berperilaku dengan cara yang memungkinkan kita berkata kepada semua orang,
“Berperilakulah seperti aku”


Banyak sekali email yang masuk dan bertanya apa kunci sukses Pendidikan Karakter. Nah, Kali ini kita akan membahas tentang kunci tersebut, kita akan bahas pentingnya sebuah lingkungan yang berkarakter bagi keberhasilan Pendidikan Karakter. Setujukah anda, bahwa untuk mencapai Pendidikan Karakter yang bermutu dan maksimal, dimulai dengan membangun sebuah lingkungan yang berkarakter?

Baiklah, sebelum kita ulas, saya pernah mendengar sebuah pepatah kuno mengatakan: apabila kita berteman dengan penjual minyak wangi, maka kita akan ikut wangi. Sedangkan berteman dengan penjual ikan, maka kita akan ikut amis. Marilah kita renungkan sejenak. Sebenarnya ungkapan tersebut sangat sesuai menggambarkan peran lingkungan dalam kehidupan kita. Lingkungan sangat menentukan proses pembentukan karakter diri seseorang. Lingkungan yang positif bisa membentuk kita menjadi pribadi berkarakter positif, sebaliknya lingkungan yang negatif dan tidak sehat bisa membentuk pribadi yang negatif pula. Lingkungan memiliki peran yang sangat penting dalam membangun karakter-karakter individu yang ada di dalamnya.

Seorang anak kecil yang terbiasa berkata kotor, tentu saja ia meniru dari sekitarnya. Anda tidak perlu jauh-jauh mencari penyebab anak tersebut suka berkata kotor. Tentu saja itu adalah hasil meniru dari lingkungannya. Untuk mengatasinya, lebih baik anda mengatasi dari sumber masalahnya. Untuk menanggulangi penyakit, jangannya anda menunggu salah satu anggota keluarga anda sakit lantas mengobatinya. Bukankah lebih baik anda mulai mengatur pola hidup sehat, sehingga penyakit tidak akan menyerang dan menjangkiti anda. Inilah yang saya maksud dengan mengatasi persoalan dari sumbernya.

Lalu, apakah sumber masalah anak kita berkata kotor? Saya yakin, anda pasti akan memerintah anak anda untuk berhenti berkata kotor, lalu kalau anak anda kembali mengulang dan tidak patuh dengan perintah anda, anda akan memukulnya. Namun, anak anda justru semakin menjadi-jadi karena ia merasa tidak diberi hak untuk mengatur dirinya sendiri. Anda tidak akan mudah meminta si anak yang terbiasa berkata kotor itu untuk berhenti berkata, sementara orang lain juga melakukan yang sama. Untuk itu, titik pemecahannya adalah dengan menciptakan lingkungan yang sehat bagi anak-anak dan individu yang tinggal di dalamnya.


Lingkungan yang berkarakter sangatlah penting bagi perkembangan individu. Lingkungan yang berkarakter adalah lingkungan yang mendukung terciptanya perwujudan nilai-nilai karakter dalam kehidupan, sepeti karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya, kemandirian dan tanggung jawab, kejujuran / amanah, diplomatis, hormat dan santun, dermawan, suka tolong-menolong, gotong royong / kerjasama dan lain-lain. Karakter tersebut tidak hanya pada tahap pengenalan dan pemahaman saja, namun menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.

Barangkali dalam benak anda terbayang betapa susahnya membentuk lingkungan yang berkarakter. Semua itu harus dimulai dari diri sendiri yang selanjutnya diteruskan dalam lingkungan keluarga. Diri sendiri harus dibenahi terlebih dahulu sebelum membenahi orang lain. Biasakan membangun pola pikir positif, melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik, membangun karakter diri yang pantang menyerah dan seterusnya. Dalam kehidupan sehari-hari dalam keluarga kita biasakan menerapkan nilai-nilai tersebut. Misalnya, terbiasa jujur dan terbuka pada anak, memberi kesempatan anak berpendapat dalam memutuskan bahan dekorasi rumah, mengajak anak berunding tentang tempat les sekolah, dan mengajak anak untuk ikut berbagi peran dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Hal itu bagian dari proses membangun karakter anak. Salinglah tolong-menolong sesama anggota keluarga. Biasakan anak mengeksplor dirinya. Memberi kesempatan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya. Itu merupakan proses demokrasi dalam keluarga.

Kebiaasaan-kebiasaan positif semacam itu pada akhirnya akan diteruskan oleh si anak pada lingkungan sosial yang lebih besar, yakni di sekolah dan masyarakat. Keluarga adalah institusi pertama tempat anak membangun karakternya. Kita sebagai orang tua hendaknya menerapkan pola asuh dan pendidikan yang sehat dan baik dalam keluarga. Dengan begitu, anak-anak kita yang telah tertanam kepribadiannya akan menjadi pribadi yang menyebarkan karakter positif pada lingkungan. Di sekolah, pendidikan karakter juga hendaknya diwujudkan dalam setiap proses pembelajaran, seperti pada metode pembelajaran, muatan kurikulum, penilaian dan lain-lain.

Pernahkah anda memberi kesempatan pada anak anda meluangkan waktu untuk bermain? Atau mendorong anak anda untuk menekuni bakat dan minat yang dimilikinya. Sebenarnya kesempatan bergaul dengan sebaya merupakan proses pengembangan karakter anak. Dengan bergaul, anak akan belajar memahami dirinya dan orang lain. Dengan demikian ia akan belajar bagaimana membangun hubungan dengan orang dan lingkungannya.


Di lingkungan sekolah sebenarnya anak didik memiliki wadah untuk mengembangkan diri dan membangun karakter diri melalui kegiatan ekstrakulikuler. Pendidikan ekstrakulikuler merupakan media untuk membangun rasa tanggung jawab, kemampuan bersosialisasi dan interaksi, toleransi, bekerjasama dan lain-lain.
Namun, seiring dengan tuntutan sekolah dengan berbagai mata pelajaran dan pelatihan untuk Ujian Nasional telah menyita waktu untuk mengembangkan diri mereka. Apakah anda termasuk orangtua yang hanya mendorong anak untuk terus belajar dan mengabaikan minat dan hobi yang dimilikinya? Jika iya, cepat-cepatlah merubah cara pandang anda dan beri kesempatan anak untuk membagi waktu belajar dan bermain.

Kenyataan bahwa kesuksesan seseorang tidak hanya ditentukan oleh prestasi sekolah hendaknya kita sadari. Benar adanya bahwa kemampuan menjalin hubungan dan kecerdasan emosional sebagian besar menentukan proses pengembangan diri dan meraih keberhasilan.

Jika memang demikian, marilah kita ciptakan lingkungan yang berkarakter. Sehingga, putra-putri kita kelak akan menjadi generasi berkarakter yang tidak pantang menyerah ketika menghadapi tantangn dalam hidupnya. Dan mereka akan selalu optimis dalam meraih kesuksesan dengan bekal nilai-nilai yang telah tertanam dalam lingkungan yang berkarakter tersebut.

Mewujudkan Pendidikan Karakter Yang Berkualitas


                                            Mewujudkan Pendidikan Karakter Yang Berkualitas



Dalam tataran teori, pendidikan karakter sangat menjanjikan bagi menjawab persoalan pendidikan di Indonesia. Namun dalam tataran praktik, seringkali terjadi bias dalam penerapannya. Tetapi sebagai sebuah upaya, pendidikan karakter haruslah sebuah program yang terukur pencapaiannya. Bicara mengenai pengukuran artinya harus ada alat ukurnya, kalo alat ukur pendidikan matematika jelas, kasih soal ujian jika nilainya diatas strandard kelulusan artinya dia bisa. Nah, bagaimana dengan pendidikan karakter?

Jika diberi soal mengenai pendidikan karakter maka soal tersebut tidak benar-benar mengukur keadaan sebenarnya. Misalnya, jika anda bertemu orang yang tersesat ditengah jalan dan tidak memiliki uang untuk melanjutkan perjalananya apa yang anda lakukan? Untuk hasil nilai ujian yang baik maka jawabannya adalah menolong orang tersebut, entah memberikan uang ataupun mengantarnya ke tujuannya. Pertanyaan saya, apabila hal ini benar-benar terjadi apakah akan terjadi seperti teorinya? Seperti jawaban ujian? Lalu apa alat ukur pendidikan karakter? Observasi atau pengamatan yang disertai dengan indikator perilaku yang dikehendaki. Misalnya, mengamati seorang siswa di kelas selama pelajaran tertentu, tentunya siswa tersebut tidak tahu saat dia sedang di observasi. Nah, kita dapat menentukan indikator jika dia memiliki perilaku yang baik saat guru menjelaskan, anggaplah mendengarkan dengan seksama, tidak ribut dan adanya catatan yang lengkap. Mudah bukan? Dan ini harus dibandingkan dengan beberapa situasi, bukan hanya didalam kelas saja. Ada banyak cara untuk mengukur hal ini, gunakan kreativitas anda serta kerendahan hati untuk belajar lebih maksimal agar pengukuran ini lebih sempurna.


Membentuk siswa yang berkarakter bukan suatu upaya mudah dan cepat. Hal tersebut memerlukan upaya terus menerus dan refleksi mendalam untuk membuat rentetan Moral Choice (keputusan moral) yang harus ditindaklanjuti dengan aksi nyata, sehingga menjadi hal yang praktis dan reflektif. Diperlukan sejumlah waktu untuk membuat semua itu menjadi custom (kebiasaan) dan membentuk watak atau tabiat seseorang. Menurut Helen Keller (manusia buta-tuli pertama yang lulus cum laude dari Radcliffe College di tahun 1904) “Character cannot be develop in ease and quite. Only through experience of trial and suffering can the soul be strengthened, vision cleared, ambition inspired, and success achieved”.

Selain itu pencanangan pendidikan karakter tentunya dimaksudkan untuk menjadi salah satu jawaban terhadap beragam persoalan bangsa yang saat ini banyak dilihat, didengar dan dirasakan, yang mana banyak persoalan muncul yang di indentifikasi bersumber dari gagalnya pendidikan dalam menyuntikkan nilai-nilai moral terhadap peserta didiknya. Hal ini tentunya sangat tepat, karena tujuan pendidikan bukan hanya melahirkan insan yang cerdas, namun juga menciptakan insan yang berkarakter kuat. Seperti yang dikatakan Dr. Martin Luther King, yakni “intelligence plus character that is the goal of true education” (kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya).

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk merealisasikan pendidikan karakter di sekolah. Konsep karakter tidak cukup dijadikan sebagai suatu poin dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran di sekolah, namun harus lebih dari itu, dijalankan dan dipraktekan. Mulailah dengan belajar taat dengan peraturan sekolah, dan tegakkan itu secara disiplin. Sekolah harus menjadikan pendidikan karakter sebagai sebuah tatanan nilai yang berkembang dengan baik di sekolah yang diwujudkan dalam contoh dan seruan nyata yang dipertontonkan oleh tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah dalam keseharian kegiatan di sekolah.


Di sisi lain, pendidikan karakter merupakan upaya yang harus melibatkan semua pemangku kepentingan dalam pendidikan, baik pihak keluarga, sekolah dan lingkungan sekolah dan juga masyarakat luas. Oleh karena itu, langkah awal yang perlu dilakukan adalah membangun kembali kemitraan dan jejaring pendidikan yang kelihatannya mulai terputus diantara ketiga stakeholders terdekat dalam lingkungan sekolah yaitu guru, keluarga dan masyarakat. Pembentukan dan pendidikan karakter tidak akan berhasil selama antara stakeholder lingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan dan keharmonisan. Dengan demikian, rumah tangga dan keluarga sebagai lingkungan pembentukan dan pendidikan karakter pertama dan utama harus lebih diberdayakan yang kemudian didukung oleh lingkungan dan kondisi pembelajaran di sekolah yang memperkuat siklus pembentukan tersebut. Di samping itu tidak kalah pentingnya pendidikan di masyarakat. Lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi terhadap karakter dan watak seseorang. Lingkungan masyarakat luas sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai etika, estetika untuk pembentukan karakter. Menurut Qurais Shihab (1996; 321), situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya, mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan. Jika sistem nilai dan pandangan mereka terbatas pada kini dan disini, maka upaya dan ambisinya terbatas pada hal yang sama.

Ingin mewujudkan pendidikan karakter yang berkualitas? Maka kuncinya sudah dipaparkan diatas, ada alat ukur yang benar sehingga ada evaluasi dan tahu apa yang harus diperbaiki, adanya tiga komponen penting (guru, keluarga dan masyarakat) dalam upaya merelaisasikan pendidikan karakter berlangsung secara nyata bukan hanya wacana saja tanpa aksi. Ingat, Pendidikan karakter melalui sekolah, tidak semata-mata pembelajaran pengetahuan semata, tetapi lebih dari itu, yaitu penanaman moral, nilai-nilai etika, estetika, budi pekerti yang luhur. Dan yang terpenting adalah praktekan setelah informasi tersebut di berikan dan lakukan dengan disiplin oleh setiap elemen sekolah.

http://www.pendidikankarakter.com/mewujudkan-pendidikan-karakter-yang-berkualitas/

Pentingnya Pendidikan bagi Semua Orang








Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting. Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Seorang anak yang disayangi akan menyayangi keluarganya ,sehingga anak akan merasakan bahwa anak dibutuhkan dalam keluarga. Sebab merasa keluarga sebagai sumber kekuatan yang membangunya.Dengan demikian akan timbul suatu situasi yang saling membantu,saling menghargai,yang sangat mendukung perkembangan anak.Di dalam keluarga yang memberi kesempatan maksimum pertumbuhan,dan perkembangan adalah orang tua.Dalam lingkungan keluarga harga diri berkembang karena dihargai,diterima,dicintai,dan dihormati sebagai manusia .Itulah pentingnya mengapa kita menjadi orang yang terdidik di lingkungan
keluarga.Orang tua mengajarkan kepada kita mulai sejak kecil untuk menghargai orang lain.

Sedangkan di lingkungan sekolah yang menjadi pendidikan yang kedua dan apabila orang tua mempunyai cukup uang maka dapat melanjutkannya ke jenjang yang lebih tinggi dan akan melanjutkan ke Perguruan Tinggi kemudian menjadi seorang yang terdidik . Alangkah pentingnya pendidikan itu. Guru sebagai media pendidik memberikan ilmunya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Peranan guru sebagai pendidik merupakan peran  memberi bantuan dan dorongan ,serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak  agar anak dapat mempunyai rasa tanggung jawab dengan apa yang dia lakukan. Guru juga harus berupaya agar pelajaran yang diberikan selalu cukup untuk menarik minat anak .

Selain itu peranan lingkungan masyarakat juga penting bagi anak  didik . Hal ini berarti memberikan gambaran tentang bagaimana kita hidup bermasyarakat.Dengan demikian bila kita berinteraksi dengan masyarakat maka mereka akan menilai kita,bahwa  tahu mana orang yang terdidik,dan  tidak terdidik. Di zaman Era Globalisasi diharapkan generasi muda bisa mengembangkan ilmu yang didapat sehingga tidak ketinggalan dalam perkembangan zaman. Itulah pentingnya menjadi seorang yang terdidik baik di lingkungan Keluarga,Sekolah,dan Masyarakat.

http://no3vie.wordpress.com/pentingnya-pendidikan-bagi-semua-orang/

Menanamkan Pendidikan Karakter Bangsa Adalah Suatu Prioritas

Menanamkan Pendidikan Karakter Bangsa Adalah Suatu Prioritas



Mendidik karakter adalah bahasan unik, mengapa unik? Karena bahasan ini bisa “lari” kemana-mana bila kita membahas tentang manusia. Dan masalah tentang manusia adalah pekerjaan yang tidak ada habisnya, dari manusia lahir hingga meninggal banyak kejadian ajaib serta memalukan terjadi dalam kehidupannya.

Manusia adalah faktor penting dalam menciptakan kehidupan yang baik. Kehidupan yang baik dan sejahtera itu dapat dibentuk dan diciptakan. Pertanyaannya bagaimana membentuknya?
Bentuklah dari kebiasaan. Sebagai contoh, di Hong Kong kepadatan lalu lintas tidak seruwet di Jakarta, bahkan cenderung sepi dan lenggang. Dengan penduduk sekitar 8,8 juta lalu lintas kendaraan di Hong Kong termasuk lenggang, bahkan hari-hari sibuk juga lenggang. Apa orang hongkong tidak memiliki kendaraan? Tidak, ternyata di Hong Kong ada 2 kehidupan, kehidupan di dunia atas dan dunia bawah. Dunia atas adalah dunia yang saya maksudkan lenggang, tetapi dunia bawah adalah jalur subway atau kereta bawah tanah.

Jelas lebih padat aktifitas transportasi di dunia bawah. Hampir semua penduduk Hong Kong menggunakan fasilitas ini. Walaupun padat, tetapi meraka sangat teratur. Keluar melalui pintu samping kanan dan penumpang masuk melalui pintu samping kiri, rapi dan teratur. Bagaimana ini bisa terjadi?

Ternyata ini adalah proses dari pembiasaan, hal ini sudah di biasakan sejak anak di sekolah dasar, sekolah mengajarkan keteraturan-keteraturan ini sejak usia dini. Mereka dibiasakan untuk melakukan ini, sehingga kelak mereka terbiasa. Para pembaca sekalian, anda tahu berapa waktu yang di butuhkan untuk membentuk karakter seperti ini? Apakah 6 bulan? 1 tahun? Ini butuh proses yang cukup lama dan perlu dibudayakan.

Indonesia memiliki nenek moyang yang ramah tamah dan sangat santun dalam berelasi dengan sesama dan kehidupan kesehariannya. Tetapi mengapa hingga ke belakang (saat ini), nilai itu pudar semua? Australia, suku asli Aborigin, mereka jauh tidak beradap dan jauh lebih brutal dari nenek moyang kita, tetapi kini mereka masuk dalam kategori negara yang sangat teratur dan tingkat kehidupan yang cenderung makmur. Ungkap seorang kawan yang bercerita kepada saya. Teringat juga saya ketika rekan saya lebih tepatnya dosen pembimbing skripsi saya saat pulang dari Australia dan kita bertemu di tahun 2012. Dia bercerita, saat terjadi banjir yang melumpuhkan Brisbane, dosen saya termasuk orang yang beruntung karena dia tinggal di flat yang agak tinggi dan tidak perlu mengungsi. “Orang disana tidak egois, rumah yang masih ada penghuninya saling di datangi, entah mereka kenal apa tidak. Mereka ketok setiap pintu mereka tawarkan bahan makan dan selimut, bertanya apa yang kita butuhkan, mereka saling berbagi dengan mudahnya dan ikhlas”, “apakah itu petugas khusus penanganan bencana yang datang kerumah anda?” tanya saya, “bukan, itu adalah tetangga–tetangga saya yang senasib dengan saya, dan mereka tidak tinggal di pengungsian” merinding saya dengar cerita tersebut. Bagaimana mereka dapat hidup berdampingan seperti itu dan memperlakukan orang lain yang bukan asli Australia seperti itu, tanpa pamrih.

Seandainya kita bisa berlaku seperti negara tetangga kita, indahnya hidup dan kebersamaan ini. Hingga akhirnya saya diberi tahu suatu fakta yang membuat otak saya “kram” sesaat. Ternyata untuk mendidik dan menanamkan sikap seperti di negara tetangga kita itu butuh waktu minimal 16 tahun, secara kontinyu dan konsisten. Dan untuk mendidik anak baca dan tulis serta berhitung tidak lebih dari 6 bulan. Orangtua di Australia, tidak pusing jika anaknya belum bisa baca tulis, karena itu akan dikuasai dalam 6 bulan ke depan, tetapi sikap disiplin dan pembentukan karakter diterapkan sedini mungkin, mereka tahu itu lebih penting dari sekedar baca tulis diusia 3 -5 tahun.
Semoga hal ini bermanfaat, dapat membawa pencerahan dan kebaikan bagi negara kita, dan tetap semangat dan majulah pendidikan karakter di Indonesia.


http://www.pendidikankarakter.com/menanamkan-pendidikan-karakter-bangsa-adalah-suatu-prioritas/

Misteri Dibalik Keindahan Danau Toba.

Misteri Danau Toba - Danau Toba, danau terbesar se Asia Tenggara ini, mejadi salah satu danau terbesar di dunia, diantara danau-danau lainnya. Keberadaan Pulau Samosir yang dikelilingi oleh Danau Toba, menjadi sebuah nilai lebih danau lain di Asia Tenggara.




Tidak sedikit pengunjung yang sudah pernah datang langsung melihat keindahan Danau Toba, merasa kagum akan panorama yang dimiliki Danau Toba, baik pengunjung lokal maupun Internasional. Baru-baru ini, Pemerintah Kabupaten Samosir, tengah melakukan berbagai persiapan dalam rangka penyelenggaraan agenda pariwisata nasional tahunan yakni Festival Danau Toba, sebagaimana dahulu lebih dikenal dengan istilah Pesta Danau. Namun, dibalik keindahan Danau Toba yang menjadi salah satu icon wisata kebanggaan warga Sumatera Utara tersebut, terungkap berbagai pengakuan masyarakat yang sering dikait-kaitkan dengan kesan misteri atau mistis di beberapa lokasi tepi Danau Toba. Sebut saja Pantai Pandua yang berada di Desa Nainggolan-Kecamatan Nainggolan. Beberapa kejadian unik yang sering dikait-kaitkan dengan hal-hal gaib, sering terjadi di lokasi tersebut.


Sekitar tahun 1990an, salam satu istir mantan camat Kecamatan Nainggolan (saat itu Kecamatan Nainggolan dipimpin marga Tambunan), mengalami kejadian janggal, dimana istir Pak Tambunan, hanyut seketika di danau toba, tepatnya di pantai (tepi danau) Pandua (lokasi Kantor Camat Nainggolan saat ini-red) dan akhirnya dapat diselamatkan oleh salah satu warga Bonapasogit. Konon, menurut cerita beberapa warga yang saat itu turut menyaksikan kejadian aneh tersebut, menyebutkan bahwa istri mantan Camat Nainggolan yang memimpin di era 90an tersebut, mandi di pantai Pandua dengan mengenakan beberapa barang-barang perhiasan, sementara lokasi pantai Pandua, diyakini memiliki penunggu yang sering mengincar korban yang mandi dengan mengenakan perhiasan maupun warga pendatang baru. Sesuai keterangan warga yang masih hidup hingga saat kisah ini diangkat oleh team Bonpas, istri mantan camat Nainggolan, dapat diselamatkan namun segala perhiasan yang dikenakan, dinyatakan hilang. Dan sesuai keyakinan warga setempat, perhiasan yang dikenakan istri mantan camat Nainggolan tersebut, diyakini hilang karena diambil sang penunggu yang ada di daerah Pantai Pandua.

Kemudain, masih pada tahun 1990an, salah seorang warga dinyatakan hilang dilokasi pantai Pandua-Desa Nainggolan, setelah sebelumnya mandi di tempat yang sama dimana istri mantan camat Nainggolan mengalami kejadian aneh tersebut.
Semenjak kejadian-kejadian janggal yang sudah banyak menelan korban itu, hingga saat ini, lokasi pantai pandua, masih dinilai kramat bagi warga setempat, sehingga tak sedikit warga yang sudah mengetahui hal keramat tersebut, merasa was-was ketika hendak mandi ke Pantai Pandua yang berlokasi di daerah Kantor Camat Nainggolan-Samosir. Lalu, benarkan misteri atau hal keramat seperti yang diyakini warga setempat (Pandua-Nainggolan, red) benar adanya? dan bagaimana dengan beberapa lokasi tepi danau toba yang konon kisahnya juga mengandung usur gaib tersebut? ikuti penelusuran team Bonpas selanjutnya.


Percaya atau tidak dengan hal unik berbau keramat ini, menguasai tehnik berenang atau sedikitnya paham dengan kondisi danau/sungai serta dasar daripada lokasi danau/sungai tempat kita berenang, setidaknya dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang bersifat merugikan atau menelan korban "hanyut/tengelam". Dan air yang tampak tenang, tidak sepenuhnya menjanjikan kenyamanan untuk berenang/menyelam
.

"Tumbuhan air yang terdapat di dasar danau toba yakni sejenis lumut atau lumpur laut, memiliki sifat yang elastis atau mengikuti pergerakan air, sehingga keadaan rumput tersebut, menjadi acaman bagi para perenang/penyelam yang mengalami kontak langsung dengan rumput, dimana ketika benda bergerak yang melintas disekitar rumput/tumbuhan air tersebut, dengan mengikuti pergerakan benda bergerak, rumput seakan menjerat benda yang melintas disekitarnya, termasuk manusia yang menyelam/berenang disekitarnya. rumput akan mengikuti gerakan kaki, hingga secara langsung, rumput akan melilit kaki yang gerakannya sangat dekat dengan rumput".  Bisa saja hal ini menjadi salah satu faktor penyebab hanyutnya korban di beberapa lokasi tepi danau toba yang rata-rata memiliki tumbuhan air sejenis rumput laut.

http://penampakan666.blogspot.com/2013/10/misteri-dibalik-keindahan-danau-toba.html.

Diduga Terlantarkan Anak, Farhat Abbas Dilaporkan ke Komnas Perlindungan Anak

http://images.detik.com/content/2013/12/09/230/farhat1dlm.jpg 
 
 
Jakarta - Hari ini, Senin (9/12/2013), pengacara Farhat Abbas akan dilaporkan Rita Tresnawati, perempuan yang mengaku sempat menikah siri dengan Farhat beberapa tahun lalu ke Komnas Perlindungan Anak.


Lewat pesan singkat yang diterima detikHOT, Senin (9/12/2013), pengacara Rita, Ramdan Alamsyah mengungkapkan suami Nia Daniati itu dilaporkan karena diduga telah menelantarkan anak kandungnya, Gusti selama 12 tahun.


"Pada faktanya sampai hari ini anak tersebut tidak dinafkahi, baik kesehatan, pendidikan dan lain-lain, padahal Farhat Abbas sebagai ayah kandung dari anak tersebut adalah yang bertanggung jawab secara hukum sebagai mana yang diatur didalam Undang-Undang Perlindungan Anak," tulis Ramdan.


Sebelumnya, lewat juru bicaranya, Regina, Farhat membantah telah menelantarkan Gusti. Ia juga telah mengaku memang pernah menikah siri dengan perempuan bernama Rita Tresnawati.


"Di sini saya jelaskan bahwa mengenai keberadaan anak itu kami tidak membantah. Itu masa lalu. Namanya pernikahan siri ada konsekuensi yang harus diterima. Tapi hak-hak sudah dilakukan, kalau tidak tanggung jawab itu tidak benar," jelas Regina.


(hkm/kak)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com

Google Dituntut Rp 12 Triliun, Karyawan Didemo Warga


http://images.detik.com/content/2013/12/10/398/googleprotester2.jpg 
 Google didemo warga San Francisco (ist)
 
San Francisco - Sebuah bus yang mengangkut karyawan Google untuk bekerja di kantor pusatnya, Mountain View, mendadak diblokir dan didemo oleh puluhan orang yang mengaku sebagai warga San Francisco.


Sejak Senin pagi waktu setempat, pendemo sudah memberhentikan bus besar yang memang biasa mengantar jemput karyawan Google tersebut. Para pendemo tersebut kesal dengan kesenjangan sosial yang diakibatkan oleh karyawan raksasa teknologi tersebut.


Pasalnya, seperti dikutip detikINET dari Huffington Post, Selasa (10/12/2013), akibat gaji besar yang didapatkan oleh karyawan Google tersebut, harga perumahan di sekitar mereka menjadi sangat tidak terjangkau.



Para pendemo tersebut rela menahan dingin sambil menumpahkan uneg-unegnya dalam bentangan papan yang bertuliskan seperti 'Stop Displacment Now' atau 'Public $$$ Private Gains'.


Dalam situsnya, mereka tak ingin kota mereka tinggal menjadi semacam kota tier-2, di mana hanya dijadikan tempat tinggal sedangkan kantor bekerja berbeda. Sehingga tidak memberikan kontribusi apa-apa pada kota.


"Kami ingin menghentikan ketidakadilan dalam kota tier-2 di mana masyarakat yang membayar (pajak) dan perusahaan swasta yang mendapatkannya," teriak pendemo di situsnya.


"Bus mereka mengangkut 200 karyawan dan berhenti kira-kira 7.100 kali setiap hari tapi tanpa izin atau memberikan kontribusi dana untuk mendukung infrastruktur publik ini," tandasnya seraya menuntut Google membayar USD 1 miliar atau sekitar Rp 12 triliun untuk membangun kota.


(tyo/rou)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com

pRoFiL Celine Dion



                                                      Celine Dion
Nama asli : Celine Marie Claudette Dion

Tanggal lahir : 30 Maret 1968

Lahir di : Charlemagne, Quebec, Kanada

Zodiac : Aries

Terkenal sejak terkenal sejak duet dengan Peabo Bryson di single "Beauty and the Beast" (1991).

Tinggi Badan
171

Kewarganegaraan
Kanada

Warna Rambut
Coklat

Warna Mata
Coklat

Ayah
Adehmar Dion

Pekerjaan Ayah
Musisi

Ibu
Therese Dion


Pekerjaan Ibu
Musisi


Saudara
Denise Dion (kakak perempuan, L. 15-Agt-46), Clement Dion (kakak laki-laki, L. 02-Nov-47), Claudette Dion (kakak perempuan, L. 10-Des-48), Liette Dion (kakak perempuan, L. 08-Feb-50), Michael Dion (kakak laki-laki, L. 18-Agt-52), Louise Dion (kakak perempuan, L. 22-Sep-53), Jacques Dion (kakak laki-laki, L. 10-Mar-55), Daniel Dion (kakak laki-laki, L. 29-Nov-56), Ghislaine Dion (kakak perempuan, L. 28-Jul-58), Linda Dion (kakak perempuan, L. 23-Jun-59), Manon Dion (kakak perempuan, L. 07-Okt-60), Paul Dion (kakak laki-laki, kembar, L. 03-Apr-62), Pauline Dion (kakak perempuan, kembar, L. 03-Apr-62)


Suami/Istri
Rene Angelil (manager Celine, sejak 17-Des-94)




Anak-anak
Patrick Angelil (anak tiri), Rene Charles Angelil (laki-laki, L. 25-Jan-01), Eddy (laki-laki, kembar, L. 23-Okt-10), Nelson (laki-laki, kembar, L. 23-Okt-10)

Tanah ini yang ke satu.

Tanah. Sungai. Pohon. Kabut. Rumput. Satwa. Bulan.Kawah. Air terjun. Matahari. Pasir.


Berjalan disisi - sisi itu.. membuat ku tertegun. Lama.

Lama sekali.

Ampun Tuhan!!

Ini semua 'hadiah' yang paling indah yang diterima manusianya.. manusia Indonesia.

Betapa tidak. IndonesiaKu indah sekali. Hijau daunnya, coklat tanahnya, begitu besar nan gagahnya gunung ini bertengger di tanah Jawa. Memperlihatkan betapa perkasanya dirinya dan tak tergoyahkan.

Galunggung- Papandayan bagiku yang saat itu hampir kehilangan kesadaran karna begitu menggilanya aku pada alam ini adalah rumah ramah yang bersedia dikunjungi siapa saja.
si miskin, si kaya, si pendosa, si suci, siapapun..

Dengan tangan besarnya, ia mengulurkan tangan menyambut kau!
Termasuk aku!

Maka, aku datang... walau cuaca itu tak sedang bersaahabat.

Kabut bahkan tidak menghalangi pemandanganku untuk melahap semua yang disajikan gunung ini.

Langkah kaki makin mantap saat menginjak tanah coklat nan subur Galunggung Papandayan.
Puncak adalah tujuanku.

Pelan... Pelan.. Berhenti.. Jalan.. Maju. Tiada berhenti sampai nafasku habis.
Mereka berkata "Istirahat mon.. lu mati disini, gua tinggal"

Hahahaha...
Mengingat kesombonganKu, jadi malu aku.

Dalam rangkaian perjalanan hanya takjub yang dapat mengambarkan perasaanku.
Memang, ini yang pertama untukKu.

Setiap tetes keringat yang jatuh ke tanah Galunggung-Papandayan adalah doa dan harapanku akan keutuhan gunung ini. Sampai nanti, anak-cucu-cicit ku mendakinya.






dari puncak, Jawa barat lumayan terlihat
dari puncak, Jawa barat lumayan terlihat

Vidio hamparan danau toba.





Celine Dion-I Surrender




Celine Dion-The Power Of Love




celine Dion- My Heart Will Go On




celini Dion-Because you loved Me




Bersenandung dalam kegelapan malam with youth Gkb


shonichi-opening day